Artificial Intelligence (AI) telah ada dalam perekrutan untuk sementara waktu. Teknologi ini bukan tren dalam rekrutmen, tetapi teknologi yang harus dimiliki untuk tetap ada. Dalam bidang di mana jumlahnya sangat banyak dan waktu sangat penting, AI menjadi sangat diperlukan. Jadi bagaimana teknologi ini mengubah departemen SDM pada masa mendatang?
Menurut Deloitte Global Human Capital Trends 2019, pasar untuk teknologi seperti Robotic Process Automation (RPA) tumbuh 20 persen per tahun. Dan hal ini kemungkinan akan mencapai US $ 5 miliar pada 2024. 41 persen dari responden survei Deloitte mengatakan mereka menggunakan AI secara luas atau di berbagai fungsi.
“AI menawarkan manfaat signifikan saat diterapkan dalam proses perekrutan, dan karenanya pasti menjadi bagian penting dari strategi perekrutan setiap organisasi cepat atau lambat,” kata Sanjoe Jose , CEO Talview .
Talview berspesialisasi dalam mempercepat proses rekrutmen, yang akhirnya menjadi tuan rumah acara Instahiring 2020. Mereka membahas tentang bagaimana waktu dan kecepatan sangat penting dalam perekrutan.
Kegunaan Teknologi AI Saat Ini
AI sedang dimanfaatkan oleh perekrut di seluruh dunia mulai dari awal perekrutan hingga akhir perekrutan. Dari awal proses, teknologi ini digunakan untuk menyaring resume, memperoleh wawasan tambahan dari wawancara, dan secara ahli mencocokkan kandidat dengan peran ideal mereka.
Beberapa perusahaan rekrutmen bahkan menggunakan visi komputer untuk mengotentikasi identitas para kandidat. Dan juga mengelola beragam penilaian berbasis keterampilan, saat mereka menjalani setiap langkah dari lokasi pilihan mereka.
Selama proses wawancara, teknologi ini membantu mempekerjakan manajer dalam melakukan wawancara objektif. Dengan membangun profil perilaku kandidat yang memanfaatkan pengenalan ucapan dan pemrosesan bahasa alami. Ini akan memberikan saran kepada manajer mengenai sudut pandang keterampilan non-teknis.
Dengan globalisasi bisnis, data dalam perekrutan hanya akan meningkat di masa depan. AI dapat membebaskan departemen perekrutan agar tidak terjebak dalam pengarsipan dan menindaklanjuti untuk fokus pada bagian sumber daya ‘manusia’. Dengan perusahaan yang berjuang untuk menilai soft skill secara akurat, teknologi ini dapat membantu perusahaan mengasah keterampilan komunikasi, interpersonal, dan kepemimpinan.